Ngaji Bareng Gus Barra: Cinta Pada Rasulullah, Haram Api Neraka Menyentuh Jasad Kita

  • Whatsapp

SURABAYA (AmanatulUmmah.com) – Sebagai seorang muslim yang taat, maka kita seharusnya mencintai Rasulullah Muhammad SAW dengan penuh ketulusan. Maka api neraka diharamkan Allah untuk menyentuh jasad kita.

Bacaan Lainnya

Hal ini ditegaskan Dr H Muhammad Al-Barra, Lc, M. Hum, Ketua Yayasan Ponpes Amanatul Ummah, kepada para santriwan – santriwati Ponpes Amanatul Ummah, Siwalankerto, Surabaya, pada pengajian Subuh, Senin, 14 Agustus 2023.

Gus Barra membacakan kitab kuning yang di dalamnya tertera hadis nabi yang berbunyi; “Seseorang hamba yang mencintaiku sepenuh hatinya, maka Allah haramkan jasadnya bagi neraka.” (HR. Abu Na’im melalui Ibnu Umar r.a.).

Barang siapa yang cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan kecintaan yang tulus, niscaya Allah haramkan neraka terhadap tubuhnya. Atau dengan kata lain, Allah tidak akan memasukkannya ke dalam neraka, melainkan ia akan dimasukkan ke dalam surga-Nya.

”Cinta itu bukan hanya di mulut. I love you so much ….. Tetapi harus dibuktikan dengan sikap dan tindak-tanduk yang menunjukkan bahwa ia sedang cinta. Minimal harus sering melafadkan sholawat nabi,” jelas Gus Barra yang disambut senyum oleh para santri.

Oleh karena itu, barang siapa yang mengaku benar-benar cinta kepada Nabi SAW, ia dituntut harus mengerjakan sunnah-sunnahnya sebagai bukti dari cintanya.

Barang siapa yang cinta kepada Nabi SAW, maka kelak di hari kiamat ia akan bersama-sama dengan Nabi SAW, yakni selamat dari neraka dan masuk surga, sebagaimana dalam hadis dinyatakan, “Barang siapa menghidupkan (mengamalkan) sunnahku berarti ia benar-benar mencintaiku, dan barang siapa yang mencintaiku, maka ia akan bersamaku di dalam surga.” (HR. as-Sajzi melalui Anas r.a.).

Bagaimana dengan mencintai juga nabi dan rasul yang lain? Dengan diplomatis, Gus Barra menjawab, jangankan nabi dan rasul, kalau kalian mencintai orang sholeh karena Allah, mencintai para wali, mencintai para ulama, para ustadz, maka hal yang sama juga tidak akan disentuh oleh api neraka.

Kenapa ? “Karena ulama itu pewaris nabi,” jelas Gus Barra. “Beliau pasti mengamalkan sunnah-sunnah Rasulullah, bahkan mengajarkan, menganjurkan kepada para jamaahnya, para ummatnya,” kata Gus Barra.

Daging Tahan Panas

Untuk menegaskan jawabannya itu, Gus Barra kemudian memberikan cerita pada santrinya. Kejadian ini di wilayah Jawa Timur.

Pada suatu hari, ada seorang pedagang kaki lima sebut saja Fulan Amin, yang pada hari itu dagangannya laris, dan untung lumayan banyak dibanding hari-hari sebelumnya. Maka ia ingin sekali-kali makan enak, dengan membeli daging 1 kg.

Setelah membeli daging, ia bermaksud pulang. Namun di tengah jalan, perjalanannya terhenti oleh amat sangat padatnya orang – oleh pelayat orang yang meninggal dunia.

”Pedagang itu pun bertanya pada seorang pelayat di dekatnya, ada apa ini pak kok penuh orang,” tanyanya. “Ini ada seorang ulama yang meninggal dunia,” jawab orang tersebut.

Karena waktu masih siang, dan dia tak bisa berjalan, akhirnya dia mengikuti arus para pelayat, yang mengantar jasad ulama ke pemakaman terdekat. “Ya sudah aku sekalian ikut melayat saja, itung-itung ngalab berkah,” guman Fulan Amin.

Setelah melayat, dia pulang. Daging 1 kg itu pun diberikan kepada istrinya, sambil berpesan supaya dimasakkan masakan kesukaannya.

Si istri menerima dan memproses daging tersebut. Daging tersebut dimasukkan panci dan dikasih air, supaya matang dan empuk, serta mendapatkan kaldunya.

Namun anehnya, walau sudah ditanak ber jam-jam, daging tersebut tidak bisa matang, atau bentuknya tetap sama.
“Daging macam apa yang engkau beli hai suamiku,?” tanya istrinya pada suaminya. “Ya daging sapi biasa, saya beli di pasar pada pedagang daging langganannmu,” jawab Fulan Amin.

Akhirnya kejadian aneh itu terjawab. Manakala Fulan Amin seusai sholat Maghrib, mendapatkan bisikan halus yang mengatakan, “Hai Fulan Amin, ketahuilah, bahwa daging yang tak matang-matang itu, disebabkan karena sebelumnya kau bawa untuk ikut mengantar jenazah orang alim ke kuburnya. Dan daging itu menerima pengaruh positif (sawab) dari orang sholeh tersebut. Sehingga daging itu tidak tersentuh oleh panasnya api,” jelas bisikan itu.

Dari cerita kejadian nyata tersebut, kita bisa memetik hikmah. Manakala kita mencintai orang sholeh, orang biasa, seorang ustadz, seorang ulama, seorang waliyullah, dengan ketulusan hati, maka haram api neraka menyentuh jasad kita.

Apalagi bila kita mencintai Rasulullah, yang maksum dan agung, maka tak hanya api dunia, namun api neraka di haramkan oleh Allah SWT untuk menyentuh jasad kita.

“Jadi mulai sekarang, kalian harus belajar mencintai Rasulullah. Lebih mengenal pribadinya, mengenal biografinya, mentaati sunnah-sunnahnya, dan sering bersholawat kepada Rasulullah. InsyaAllah kalian akan selamat dari api neraka.” (Moch. Nuruddin)

iklanMAI

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *