MOJOKERTO – amanatulummah.id: Pasangan Bakal Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati Kabupaten Mojokerto, dr Hj Ikfina Fatmawati dan Dr H Muhammad Al Barra, Lc., MHum (Ikbar), semakin kuat dengan dukungan fungsionaris partai politik (parpol) maupun simpatisan lembaga swadaya masyarakat (LSM) semakin besar saja.
Hingga Selasa (16/06/2020) sore tadi, muncul dukungan dari kelompok mantan kades se-Kabupaten Mojokerto dan LSM Peduli Kebangkitan dan Kejayaan Majapahit juga hadir menemui pasangan Ikbar.
Hal itu menyusul pertemuan 14 dari 18 Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrasi Indonesaia Perjuangan (PDIP) Kabupaten Mojokerto dengan pasangan Ikbar di Guesthouse Institut KH Abdul Chalim Kompleks Pondok Pesantren Modern Kembangbelor Kecamatan Pacet Mojokerto, sebelum pertemuan dua kelompok terakhir.
Dari perkembangan di lapangan, kubu Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDIP Kabupaten Mojokerto menunjukkan kondisi yang berbalik 180 derajat dari kondisi saat Bulan Ramadlan (sebelum Idul Fitri) lalu. Tepatnya dua bulan silam kubu PDIP masih terlihat solid “mendukung” satu nama Bakal Calon Bupati (Cabup) H Pungkasiadi.
Meskipun saat itu ada sosok Bakal Calon Bupati Mojokerto lain yang muncul lewat penjaringan Bacabup-Bacawabup Mojokerto dari PDIP pada 16 September 2019 lalu. Figur itu, adalah seorang pensiuan aparatur sipil negeri (ASN) Dinas Pendapatan Pemprov Jatim, Purwo Santoso.
Keterangan yang dihimpun dari lapangan, sebagaimana yang dikemukakan fungsionaris PDIP Kabupaten Mojokerto, Agus Basuki, kondisi Pilbup Mojokerto tahun ini mengingatkan banyak pengurus dan anggota PDIP Mojokerto pada Pilbup tahun 2010 lalu. Ketika itu kubu Agus Basuki dkk juga berseberangan dengan Ketua DPC PDIP Kabupaten Mojokerto, Wahyudi Iswanto.
Sementara itu, seorang Ketua PAC PDIP menyebutkan, kondisi kubu PDIP Kabupaten Mojokerto kali ini kian rapuh dan kian gawat. Mengingat dari 18 PAC PDIP se-Kabupaten Mojoketo ternyata terdapat 14 dari 18 PAC PDIP dengan hampir seluruh jajaran pengurus hariannya telah menunjukkan “keberaniannya” mendukung pasangan Ikbar.
“Hampir seluruh pengurus dan anggota PAC PDIP se-Kabupaten Mojokerto juga akan berseberangan dengan Ketua DPC PDIP, H Pungkasiadi. Figur Abah Ipung (panggilan populer H Pungkasiadi) yang juga Bupati Kabupaten Mojokerto incumbent ini, dinilai angka elektabilitasnya menurun terus di tengah masyarakat Mojokerto.”
“Karena itu, anggota PDIP jelas berbeda dalam menentukan pilihan terbaiknya untuk memilih pemimpin Mojokerto periode 2020-2024,” tambah seorang pengurus PAC PDIP lain kepada awak media.
Pemetaan JMN Institute
Sementara itu, hasil press release Direktur Eksekutif Jejaring Media Nusantara (JMN) Institute Jakarta, Priyoko, SIP menyebutkan, lembaga survei yang dipimpinnya, telah membuat pemetaan awal dalam mengawal pra-kondisi Pilbup Mojokerto tahun 2020 ini. Lembaga independen bermarkas di Pondok Kopi Jakarta Timur itu, memprediksi Pasangan Bakal Cabup-Bakal Cawabup Ikbar sulit tertandingi kekuatan lawan-lawan politiknya dalam persaingan Pemilihan Bupati (Pilbup) tahun 2020.
“Jika Pilbup Kabupaten Mojokerto dilaksanakan pada awal Juni 2020 lalu, maka angka perolehan suara Pasangan Cabup dan Cawabup Ikfina dan Gus Barra (Ikbar) dipresiksikan mencapai angka di atas 65 % dibandingkan tiga pasangan kandidat lawan,” tegas Priyoko dalam menjelaskan hasil pemetaan tahap awal dalam proses Pilbup Kabupaten Mojokerto.
Pihak JMN Institute telah bekerja melakukan survei dan pemetaan berdasarkan responden Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilpres April 2019 lalu, sejak dua pekan awal Juni 2020 lalu. Hasil tersebut telah di-release di kantor JMI Jakarta Timur pada Rabu (16/06/2020). Tim Redaksi amanatulummah.id akhirnya juga menerima kiriman hasil release JMN Institute tersebut.
Adapun tiga kandidat rival pasangan Ikbar yang sempat muncul ke permukaan masyarakat Kabupaten Mojokerto dan dijadikan survei guna mendapatkan gambaran sikap dari sejumlah responden secara 18 kecamatan sesuai DPT Pilpres 2019. Jumlah responden yang digunakan dalam survei adalah 360 orang dengan penyebaran 20 responden di tiap wilayah kecamatan.
Figur pasangan Bacabup-Bacawabup yang jadi rival Ikbar sebagai berikut H Pungkasiadi (Bupati Mojokerto incumbent – Agus Suprayitno (Kepala Desa Mojodadi Kecamatan Kemlagi aktif) memperoleh 12 %; pasangan kedua yaitu Yoko Priyono (Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Pemkab Mojokerto aktif) – Choirun Nisa (mantan Wakil Bupati Mojokerto periode 2010 – 2015) meraih angka sebesar 0,8%; serta pasangan rival Ikbar ketiga yang lebih kuat adalah Titik Masudah (Bendahara Umum Fatayat NU Pusat) – Hj Ayni Zuhroh (Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto aktif) dapat suara dukungan sebesar 22,2 %.
Seperti diketahui, pasangan H Pungkasiadi- Agus Suprayitno akan berangkat lewat PDIP yang memiliki kekuatan 9 kursi di DPRD Mojoketo. Karena itu kandidat PDIP harus bisa mendapatkan tambahan dukungan satu kursi lagi untuk bisa mengusung calonnya dalam Pilbup Mojokerto 2020.
Sedangkan pasangan Yoko Priyono – Choirun Nisa, mengklaim bisa mengantongi dukungan 13 kursi DPRD. Yakni dari hasil rekomendasi dari PPP (5 kursi), Golkar (6 kursi) dan PAN (2 kursi). Kemudian pasangan Titik Masudah- Hj Ayni Zuhroh sangat optimistis seperti diungkapkan Ketua DPC PKB dan Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto, Ayni Zuhroh sendiri, minimal bakal berangkat dengan kekuatan sendiri dari 10 kursi PKB di DPRD Mojokerto.
Adapun pihak kerabat keluarga pasangan bakal calon, dr Hj Ikfina Fatmawati dan Dr H Muhammad Al Barra, Lc., MHum (Ikbar), mengklaim, hingga hari ini telah mengantongi dukungan 19 sampai 29 kursi dari sejumlah parpol yang memiliki kursi di DPRD Kabupaten Mojokerto. Yakni terdiri dari Nasdem (3 kursi), Demokrat (5 kursi), PKS (4 kursi), Hanura (2 kursi), Gerindra (3 kursi) dan PBB (1 kursi). Akan tetapi dalam perkembangan sebulan terakhir ini, kubu PPP (5 kursi) sendiri dikabarkan telah merapat ke kubu Ikbar. Bahkan jika kubu PPP telah merapat ke Ikbar, maka Golkar (6 kursi) bakal ikut masuk koalisi kubu Ikbar. Sehingga kekuatan Ikbar dimungkinkan sampai pertengahan Juni ini, telah diklaim terus bertambah dukungan menjadi 26 kursi.
“Jika hasil pemetaan dari JMI ini di-publish, maka kami minta untuk lebih hati-hati agar tidak dimanfaatkan oleh pihak lain. Karena fungsi kami di sini (JMN Institute) baru melakukan tahapan pemetaan awal dari masing-masing kekuatan pasangan kandidat calon bupati Mojokerto,” ungkap Priyoko.(oko)
Reporter: Joko Sahid