Bagi-bagi Beras dan Uang, Kiai Asep Mantapkan Warga NU Leuwimunding yang Usul KH Abdul Chalim Pahlawan Nasional

  • Whatsapp

MAJALENGKA (AmanatulUmmah.com) – Tak kurang dari 200 warga NU Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, berkumpul di kantor MWC NU Leuwimunding. Mereka mendapatkan pemantapan dari Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, Pengasuh MA Amanatul Ummah 02 Leuwimunding, dan timnya, Kamis, 30 Maret 2023.

Bacaan Lainnya

Ikut pula sebagai narasumber pemateri, KH As’ad Said Ali, mantan Kepala BIN, serta Mas’ud Adnan, dan Achmad Zuhri MIKom, Sekretaris Pergunu Pusat. Kehadiran mereka di Jawa Barat, setelah menerima undangan Seminar Nasional bertema ‘Perjuangan KH Abdul Chalim Sang Pendiri NU’.

Kiai Asep mengharap agar warga NU Leuwimunding, tetap istiqomah dalam menjalankan ajaran agama Islam dengan baik dan benar. Khususnya dengan nilai – nilai ajaran ahlusunnah wal jamaah yang telah diajarkan oleh para pendiri NU. Yakni KH Hasyim Asy’ari, KH Wahab Hasbullah dan KH Abdul Chalim. Hal ini mengingat sudah dekatnya bulan-bulan politik, yakni menjelang Pilpres, Pileg dan Pilkada yang akan datang. 

Pada kesempatan tersebut, dari para tokoh Leuwimunding juga bermunculan usulan agar KH Abdul Chalim yang asli Leuwimunding, diusulkan ke pemerintah pusat sebagai Pahlawan Nasional.Hal ini mengingat jasa-jasa KH Abdul Chalim dalam sejarah pendirian dan perjuangan NU bagi bangsa Indonesia. Sehingga masyarakat Leuwimunding juga memiliki kebanggaan, bahwa dari kalangannya, ada darah Pahlawan Nasional. 

Usulan-usulan tersebut, ditampung oleh Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, yang juga putra kandung almarhum KH Abdul Chalim. “Kami perhatikan, kami tampung. Selain dari Leuwimunding, juga banyak tokoh di Kabupaten Majalengka yang juga mengusulkan hal tersebut. Bahkan masyarakat Jawa Timur, di mana KH Abdul Chalim banyak melaksanakan perjuangannya di Surabaya bersama KH Wahab Chasbullah, juga banyak yang mengusulkan hal tersebut,” kata Kiai Asep.

Selain masalah usulan Pahlawan Nasional, pada kesempatan tersebut Kiai Asep juga meminta masyarakat Kecamatan Leuwimunding dan sekitarnya, agar memanfaatkan secara maksimal, sekolah-sekolah yang telah didirikan oleh anak – cucu KH Abdul Chalim. Yakni Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Sabilul Chalim, Madrasah Tsanawiyah Sabilul Chalim dan Madrasah Aliyah Unggulan Amanatul Ummah 02.

Dijelaskan oleh Kiai Asep, bahwa lulusan sekolah MA dan SMA Amanatul Ummah di Surabaya dan di Pacet, Mojokerto, 95% diterima di perguruan tinggi negeri di tanah air dan di luar negeri. “Jadi jangan ragu-ragu menyekolahkan anak-anaknya ke  Sabilul Chalim dan Amanatul Ummah. Karena sistem pendidikannya, Amanatul Ummah Leuwimunding dengan Amanatul Ummah Surabaya dan Mojokerto, itu sama. Sama – sama berkualitas,” kata Kiai Asep.

Berkebangsaan

Sedang KH As’ad Ali lebih memberikan pencerahan mengenai kehidupan berbangsa dan bertanah air sesuai Pancasila kepada peserta. Juga agar menjauhi ajaran-ajaran atau aliran sesat yang cenderung memusuhi pemerintah, apalagi ingin mendirikan negara Islam.

Untuk itu, diharapkan warga Leuwimunding tetap berpegang teguh pada ajaran ahlusunnah waljamaah, yakni Nahdlatul Ulama.

KH As’ad juga menjelaskan mengenai kehidupan beragama dan berbangsa yang baik, dengan mencontohkan porak – porandanya negara-negara timur tengah akibat mereka menjalankan aliran-aliran Islam garis keras, dan juga tak mengerti kalau sedang diadu domba oleh bangsa lain. 

Pada kesempatan tersebut, Mas’ud Adnan, Pimred Harian Bangsa  menjelaskan mengenai buku karangannya yang berjudul “ Prof DR KH Asep Saifuddin Chalim MA: Kiai Miliader Tapi Dermawan”.

Menurut Mas’ud, judul buku tersebut tidaklah berlebihan, karena memang faktanya demikian. Dikatakan, Kiai Asep selain seorang pendidik yang handal, yang mampu mendirikan dan memimpin Pondok Pesantren berikut sekolah formalnya, hanya dalam waktu 16 tahun, sudah berjaya. 

Betapa tidak, jumlah santri dan siswanya mencapai sekitar 14.000 untuk kelas SMP/Tsanawiyah dan SMA/MA. Belum termasuk santri mahasiswa dari Universitas KH Abdul Chalim, sekitar 2.000 mahasiswa. Sehingga luas pondok pesantren, sekolah dan perguruan tingginya sekarang sudah mencapai 100 Ha. 

Sekolah  Amanatul Ummah ini, di Jawa Timur termasuk sekolah papan atas, dari masyarakat golongan ekonomi menegah dan atas. Meski demikian, bukan berarti tidak menerima masyarakat yang tak mampu. Karena Kiai Asep juga mendirikan sekolah bernama Hikmatul Ummah yang berada di Pacet, Mojokerto (bersebelahan dengan Universitas KH Abdul Chalim) dengan biaya gratis.

Padahal sekolahnya full day. Ada makan siang dan antar jemput anak sekolah. Tak hanya itu. Kiai Asep juga seorang entrepreneur (pengusaha sukses).

Menurut Achmad Zuhri, MIKom, sekretaris Pergunu Pusat, Kiai Asep juga memiliki usaha-usaha untuk mensupport Amanatul Ummah dan Universitasnya, dengan membuat perusahaan tempe, perusahaan tahu, perikanan lele, pabrik roti, pabrik air kemasan dan juga restaurant.

“Jadi Bapak-bapak dan Ibu-ibu di Leuwimunding, jangan ragu-ragu lagi menyekolahkan anaknya di Amanatul Ummah 02. Saya dengar juga digratiskan,” kata Zuhri sambal menoleh ke Kiai Asep. Dan Kiai Asep pun tersenyum mengiyakan.

Ditambahkan oleh Zuhri, Kiai Asep juga seorang cendikiawan, yang sekarang meneruskan organisasi yang didirikan oleh KH Abdul Chalim, yakni Pergunu (Persatuan Guru NU). Dan Pergunu sekarang sudah memiliki cabang di setiap provinsi dan kabupaten. (Moch. Nuruddin Ali)

Keterangan Foto:
1. Kiai Asep secara simbolis menyerahkan buku-buku kenang-kenangan kepada Danramil Leuwimunding disaksikan nahdliyin.

2. Warga mendatangi MWC NU Leuwimunding untuk mendapatkan taushiyah dari Kiai Asep. Selain itu juga dapat beras dan uang.

iklanMAI

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *